-
LASEM-
Tidak hanya pameran foto arkeologi dan sketsa, ataupun pameran batik,
dalam festival Lasem disuguhkan pula pagelaran seni diatas panggung
yakni pertunjukan wayang bengkong dan pertunjukan teater ataru dari SMA N
2 Rembang. Kedua pagelaran seni ini dimulai pada hari Rabu (16/10)
sekira Pkl 19.00 WIB di kampung lampion, desa Karangturi tepatnya di
sebuah rumah berarsitektur indies milik Rudi Laut Bonang.
Diawali dengan
pementasan wayang bengkong yang sempat mati selama 30 tahunan,
pertunjukan dilanjut dengan pementasan teater Ataru oleh SMA N 2
Rembang. Ketua panitia festival Lasem, Yon Suprayoga menandaskan wayang
bengkong yang juga merupakan kesenian khas Lasem mengangkat cerita
mengenai maksud dan tujuan dari diadakannya feztival Lasem ini.
“Wayang bengkong
itu beda dengan wayang lainnya yang pasti mengangkat mahabarata atau
ramayana, tapi wayang bengkong ini mengangkat cerita tentang maksud dan
tujuan si punya hajat yang kali ini festival Lasem.” Terang Yon yang
juga pemerhati sejarah Lasem.
Wayang yang
dimainkan juga unik, hanya ada 3 wayang yang terbuat dari kayu dimainkan
oleh 1 dalang dan diiringi dengan 4 penabuh musik. Dengan durasi yang
cukup singkat, hanya berkisar 30 menit, pertunjukan disambung dengan
teater ATARU dari SMA N 2 Rembang.
Sedangkan pada
Kamis malam, akan dipentaskan kelompok teater Mangga Pisang Jambu dari
Semarang di lokasi yang sama di rumah kuno milik Rudi desa Karangturi
Lasem, sekira Pkl 19.00 WIB. Setelah itu pada Jum’at malam akan diadakan
pengajian akbar memperingati Haul Mbah Sambu dan Mbah Srimpet.
Diagendakan pula, pada Minggu malam akan ada minum 1000 kopi lelet
bersama, termasuk pula membatik menggunakan kopi lelet.