Kamis, 25 Juli 2013

Pantai Gedong Lasem

Pantai Gedong Lasem bertempat di Kecamatan Lasem, 9 KM dr kota Rembang. Letak pantai Gedong berada di Desa Gedong Mulyo dukuh Caruban, 1 KM dr jalan raya Lasem-Rembang. Pantai gedong menawarkan keindahan panorama laut yang masih sejuk dan asri, disini masih alami pemandanganya. Tidak banyak sampah yang berserakan, paling cuman cangkang kerang dan ranting-ranting kayu (sampah-sampah alami yang bukan karena ulah manusia).
Tiket masuk hanya ditarik seceng (1000 perak/motor), per motor lho… bukan per gundul… itu pun hanya saat liburan dan hari Minggu, karena saat itu pantai ini lumayan rame, ya itung-itung buat uang keamanan lah…Ni ane ada beberapa foto, cuma waktu itu cuacanya lagi agak mendung jadi pencahayaannya kurang joss…Monggo dipun pirsani.

Wisata Budaya ke Kota Tua Lasem

Kemarin, iseng-iseng rutin buka akun twitter Gerbang, saya mendapati informasi mengenai sebuah event berkaitan dengan Lasem yang diselenggarakan oleh GELAR dan National Geographic Traveler. Acara itu adalah wisata budaya bertema “Cultural Trip to Lasem and Kudus”.  Info event ini berasal dari tweet salah satu follower akun Gerbang yaitu Batik an is INA (@jeEKOrta). Dalam tweet yang menyebut (me-mention) akun @bloggerrembang itu terdapat tautan yang mengarah ke postingan tentang informasi cultural trip di blog National Geographic.
Cultural Trip to Lasem Wisata Budaya ke Kota Tua Lasem
Dalam informasi di blog tersebut diceritakan sejarah Lasem sebagai kota pelabuhan yang cukup ramai pada zaman kerajaan Majapahit. Cukup strategisnya posisi Lasem saat itu mendorong banyak pedagang dari Cina untuk menetap di kota itu. Determinasi budaya Cina sangat kuat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat pada saat itu. Hingga saat ini masih kita temukan bangunan-bangunan tua dengan arsitektur khas Cina di Lasem. Oleh sebab itu, kota Lasem pernah mendapat sebutan ”The Little Beijing Old Town” dari seorang peneliti eropa zaman kolonial. Orang Perancis juga tak mau ketinggalan, mereka menjuluki Lasem sebagai ”Le Petit Chinois” yang artinya Cina kecil.  
Jejak Asimilasi (pembauran atau percampuran) antara budaya Cina dan Jawa masih terekam sampai sekarang pada kain Batik Lasem. Motif batik tulis khas Lasem merupakan hasil perpaduan serasi antara budaya yang dibawa pendatang (Cina) dengan budaya penduduk pribumi (Jawa). Batik yang sangat terkenal ini termasuk ciri batik pesisir dengan variasi motif unik dan warna-warni yang cukup mencolok.
Mengetahui peninggalan sejarah kota Lasem tua yang kaya itu, maka diadakan kegiatan perjalanan bertajuk “Cultural Trip to Lasem and Kudus”. Wisata budaya ini ditujukan khusus bagi pencinta seni budaya Nusantara dengan kemasan yang tidak berat dan nuansa penuh keakrab.an Rombongan Cultural Trip ini rencananya akan dipandu langsung oleh narasumber dan tokoh budaya Lasem, Bapak Sigit Witjaksono (Njo Tjoen Hian). Mereka akan diajak untuk menikmati bukti sejarah dialog antarbudaya Jawa dan Cina yang masih terekam melalui kegiatan sehari-hari masyarakat Lasem, dipertemukan dengan saksi-saksi bisu peninggalan tradisi yang tergambar dari bangunan tua, kain batik, sampai keragaman kuliner.
Rencananya acara ini akan diselenggarakan pada tanggal 23-25 September 2011, saya sendiri kurang tahu apakah acara ini baru pertama kali diselenggarakan atau sudah sekian kali. Biaya untuk mengikuti tour ini cukup mahal (menurut saya, blogger kere sekaligus warga Rembang tentunya wkwkwk) yaitu Rp. 3.000.000,- /orang (berangkat dari Jakarta). Menurut saya, ada pelajaran dan pengetahuan yang kita peroleh dari info acara ini, yaitu bahwa daerah kita sangat kaya, bahkan mungkin bangunan tua tempat kita bermain atau kita lewati tiap hari sebenarnya mempunyai nilai historis yang tinggi. Tinggal bagaimana kita merawat dan mengemasnya sehingga bisa mendatangkan nilai tambah bagi Rembang. Namun apa daya, saya juga belum mampu melakukannya sendiri dan baru bisa menyampaikan informasi, hehe..
Buat teman-teman Blogger Rembang, kalau nanti ada yang rumah atau kampungnya dijadikan tempat wisata budaya ini tolong posting reportasenya di sini ya biar tambah ramai. Pembaca yang ingin mendaftar (Batas akhir pendaftaran & pembayaran 9 September 2011) bisa menghubungi contact person pengumuman blognya National Geographic di sini. Atau mungkin ada teman-teman Blogger Rembang yang berminat menjadi panitia lokal atau guide menemani Pak Sigit bisa mengontak penyelenggara, siapa tahu diterima…hehe. Terus nantinya bisa punya pengalaman buat menyelenggarakan acara sejenis dan bahkan bisa membuka biro wisata atau perjalanan yang menawarkan pariwisata dan keunggulan daerah Rembang.

Keunikan Arsitektur China Makam Mbah Sambu di Lasem

Lasem merupakan wilayah pesisir pantai tempat kedatangan para pedagang China saat pertama kali mereka mendarat di Pulau Jawa. Di tanah Lasem inilah para pedagang China berdagang sekaligus menyiarkan agama Islam secara turun temurun. Salah satu tempat wisata di Rembang yang menjadi bangunan bersejarah bagi umat Islam adalah Masjid dan Makam Mbah Sambu. Makam Mbah Sambu terletak di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, provinsi Jawa Tengah. Makam Mbah Sambu dikunjungi oleh ribuan peziarah muslim setiap bulannya.
Tahun lalu saya berkesempatan mampir berlibur ke makam Mbah Sambu di Lasem, Rembang. Saya tiba di Lasem ketika hari sudah menjelang malam, kurang lebih pukul 22.00 WIB. Hawa pantai yang sejuk ditambah terpaan angin darat yang kencang terasa dingin menyergap kulit. Tapi itu hanya sesaat. Begitu saya dan wisatawan lain memasuki masjid dan makam Mbah Sambu maka udara hangat akan terasa memenuhi ruangan.
Siapakah sebenarnya sosok Mbah Sambu? Menurut tour guide yang mengawal acara liburan ke tempat wisata di Jawa Tengah ini, Mbah Sambu memiliki nama asli Sayid Abdurrahman Basyaiban. Beliau merupakan warga keturunan China yang ikut menyiarkan Islam di wilayah pesisir Pantai Utara Jawa, khususnya daerah Lasem. Bangunan peninggalan Mbah Sambu berupa masjid dan makam yang memiliki arsitektur khas China.

Sampai saat inipun kita masih bisa menemukan banyak warga keturunan China yang tinggal di daerah pantai di Lasem dan sekitarnya. Hal tersebut menunjukkan betapa kayanya tempat wisata di Indonesia dengan pembauran berbagai budaya asing. Untuk mencapai Kabupaten Rembang, wisatawan bisa berangkat melalui jalur pantura dari arah Tuban dan Bojonegoro di Jawa Timur, maupun dari arah Blora dan Pati di Jawa Tengah.
Lasem dikenal sebagai Kota Santri dengan masyarakatnya yang hidup damai dan rukun. Di Lasem juga terdapat patung Buddha Terbaring tempat beribadah pemeluk agama Buddha.

Makam Mbah Sambu Tempat Wisata di Lasem Rembang Jawa Tengah