Kemarin, iseng-iseng rutin buka akun twitter Gerbang, saya mendapati informasi mengenai sebuah event
berkaitan dengan Lasem yang diselenggarakan oleh GELAR dan National
Geographic Traveler. Acara itu adalah wisata budaya bertema “Cultural
Trip to Lasem and Kudus”. Info event ini berasal dari tweet salah satu follower akun Gerbang yaitu Batik an is INA (@jeEKOrta). Dalam tweet yang menyebut (me-mention) akun @bloggerrembang itu terdapat tautan yang mengarah ke postingan tentang informasi cultural trip di blog National Geographic.
Dalam informasi di blog tersebut diceritakan sejarah Lasem
sebagai kota pelabuhan yang cukup ramai pada zaman kerajaan Majapahit.
Cukup strategisnya posisi Lasem saat itu mendorong banyak pedagang dari
Cina untuk menetap di kota itu. Determinasi budaya Cina sangat kuat
mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat pada saat itu. Hingga saat ini
masih kita temukan bangunan-bangunan tua dengan arsitektur khas Cina di
Lasem. Oleh sebab itu, kota Lasem pernah mendapat sebutan ”The Little
Beijing Old Town” dari seorang peneliti eropa zaman kolonial. Orang
Perancis juga tak mau ketinggalan, mereka menjuluki Lasem sebagai ”Le
Petit Chinois” yang artinya Cina kecil.
Jejak Asimilasi (pembauran atau percampuran) antara budaya Cina dan Jawa masih terekam sampai sekarang pada kain Batik Lasem.
Motif batik tulis khas Lasem merupakan hasil perpaduan serasi antara
budaya yang dibawa pendatang (Cina) dengan budaya penduduk pribumi
(Jawa). Batik yang sangat terkenal ini termasuk ciri batik pesisir
dengan variasi motif unik dan warna-warni yang cukup mencolok.
Mengetahui
peninggalan sejarah kota Lasem tua yang kaya itu, maka diadakan
kegiatan perjalanan bertajuk “Cultural Trip to Lasem and Kudus”. Wisata
budaya ini ditujukan khusus bagi pencinta seni budaya Nusantara dengan
kemasan yang tidak berat dan nuansa penuh keakrab.an Rombongan Cultural Trip ini rencananya akan dipandu langsung oleh narasumber dan tokoh budaya Lasem, Bapak Sigit Witjaksono (Njo Tjoen Hian).
Mereka akan diajak untuk menikmati bukti sejarah dialog antarbudaya
Jawa dan Cina yang masih terekam melalui kegiatan sehari-hari masyarakat
Lasem, dipertemukan dengan saksi-saksi bisu peninggalan tradisi yang
tergambar dari bangunan tua, kain batik, sampai keragaman kuliner.
Rencananya
acara ini akan diselenggarakan pada tanggal 23-25 September 2011, saya
sendiri kurang tahu apakah acara ini baru pertama kali diselenggarakan
atau sudah sekian kali. Biaya untuk mengikuti tour ini cukup
mahal (menurut saya, blogger kere sekaligus warga Rembang tentunya
wkwkwk) yaitu Rp. 3.000.000,- /orang (berangkat dari Jakarta). Menurut
saya, ada pelajaran dan pengetahuan yang kita peroleh dari info acara
ini, yaitu bahwa daerah kita sangat kaya, bahkan mungkin bangunan tua
tempat kita bermain atau kita lewati tiap hari sebenarnya mempunyai
nilai historis yang tinggi. Tinggal bagaimana kita merawat dan
mengemasnya sehingga bisa mendatangkan nilai tambah bagi Rembang. Namun
apa daya, saya juga belum mampu melakukannya sendiri dan baru bisa
menyampaikan informasi, hehe..
Buat teman-teman Blogger Rembang,
kalau nanti ada yang rumah atau kampungnya dijadikan tempat wisata
budaya ini tolong posting reportasenya di sini ya biar tambah ramai.
Pembaca yang ingin mendaftar (Batas akhir pendaftaran & pembayaran 9
September 2011) bisa menghubungi contact person pengumuman blognya National Geographic di sini. Atau mungkin ada teman-teman Blogger Rembang yang berminat menjadi panitia lokal atau guide
menemani Pak Sigit bisa mengontak penyelenggara, siapa tahu
diterima…hehe. Terus nantinya bisa punya pengalaman buat
menyelenggarakan acara sejenis dan bahkan bisa membuka biro wisata atau
perjalanan yang menawarkan pariwisata dan keunggulan daerah Rembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar